UMRA.ID

Tradisi Membangunkan Sahur

Sudah menjadi budaya masyarakat kota Mekkah untuk membangunkan waktu sahur dengan menabuh duf Al-bazah (gendang) kelilingi kampung, sambil membawa lentera khas Arab (fanus) secara berkelompok atau perorangan. Petugas tersebut tidak mendapatkan bayaran dan tidak ada yang memerintah, tapi atas inisiatif sendiri. Masyarakat menyebutnya dengan az-Zamzamiyah, atau Abu Thablyah. Mereka memanggil satu persatu nama penduduk setempat apabila ada informasi kepada mereka tentang nama-namanya tersebut, atau masyarakat yang memesan untuk disebutkan namanya, atau mereka mengumandangkan yel-yel khas dengan iringan tabuhannya. Yel-yel tersebut, misalnya seperti “Ishī yā nāyim, Ishĩ yā nāyim, Suhūr yå Abdallah, Ishĩ wāhid dãyim, Ramadhan Karĩm (bangunlah, bangunlah bangun setiap hari, Sahur wahai hamba Allah SWT, Ramadhan penuh kemuliaan). Atau yel-yel Rabĩ qadarnā alā shiyām Wahfidz imānanā alal Qaum (Tuhanku, engkau telah menakdirkan ibadah puasa, mohon jaga iman kami)

Bila ditelusuri, budaya mulia ini sudah ada sejak zaman Rasulullah ﷺ. Namun beliau cukup memerintahkan Bilal bin Rabah untuk adzan sebagai tanda waktu santap sahur, dan Abdullah bin Ummi Maktūm yang menandai waktu Subuh telah tiba.

Rasulullah ﷺ memiliki dua orang muadzin, yaitu Bilal dan Ibnu Ummi Maktum yang buta. Beliau bersabda: “Sesungguhnya Bilal adzan pada waktu malam, maka makan dan minumlah kalian sampai terdengar adzan Ibnu Ummi Maktum adzan”. (HR Al Bukhari, No. 620)

Pada tahun 238 H di Negeri Seribu Menara Mesir, Utbah bin Ishaq dengan sukarela membangunkan sahur dengan cara menyenandungkan yel-yel diiringi tabuhan. Beliau berjalan kaki dari kota Al-Askar Fustath (saat ini kota Giza) menuju Masjid Amr bin Ash. Kemudian pada masa Khalifah Fatimiyah, tepatnya zaman Al-Hākim Biamrillah, tugas ini mendapat mandat dari pemerintah bagi para polisi.

Pada tahun 578 H, Ibnu Jabir (540 H/1145 M) dan Ibnu Bathuthah menuturkan, di pojok sebelah timur Masjidil Haram, di atas menara akan terdengar panggilan sahur dengan tanda lampu fanūs. Memilih pojok ini, karena berdekatan dengan rumah penduduk yang saat itu disebut Daru Syarif.

Pada bulan Ramadhan, tepatnya sepuluh hari terakhir, di kota Mekkah diadakan acara khatam Al-Qur’an. Qari terkenal berkumpul pada malam hari, lalu naik ke mimbar dan berceramah serta membacakan ayat-ayat AI-Qur’an. Begitu usai, telah tersedia makanan lezat yang berlimpah di rumahnya masing-masing.

Demikianlah artikel UMRAID semoga bermanfaat bagi pembaca. UMRAID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRAID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus.

UMRA.ID menyediakan perjalanan umroh dalam grup ataupun umroh privat yang dapat diatur sendiri. Selain umroh, UMRA.ID melayani perjalanan wisata halal dan haji khusus.

Selain dapat dikunjungi melalui website UMRA.ID juga dapat dikunjungi dengan cara mengunduh aplikasi UMRA.ID di Android maupun iOS (Apple) disini atau hubungi Hotline

Pembaca bisa bergabung bersama UMRA.ID untuk memulai bisnis pemasaran umroh dengan cara mudah dan pendapatan berlimpah. Pilihannya yakni mendaftar sebagai cabang dengan terlebih dulu mengisi permohonan disini atau hubungi hotline untuk mendapatkan bantuan.

Atau bergabung dalam program Affiliator Marketing Program, cukup modal gawai sudah bisa jalankan bisnis umroh, klik disini lalu temukan produk UMRA.ID kemudian mulai pasarkan melalui chat messenger dan media sosial.